SUPERVISI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani
bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan
adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan
merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu
pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia.
Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia
diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan
menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini
adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya
dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan sekolah itu,
manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan
kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Seperti telah dituliskan sebelumnya, pada dunia sekolah, manusia dilatih
intelektualitasnya dengan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diajarkan dalam proses
pendidikannya pada jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu,
pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan
demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah
kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar
pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia. Setiap
pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Pengawasan
bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi haruslah
meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
Setelah kita
mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,maka
diperlukan sebuah penjelasan secara rinci
dan mendetail tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami
betapa perlu dan pentingnya supervisi pendidikan itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi
Pendidikan
Dilihat secara etimologis “supervisi” berasal dari kata “super” dan
“vision” yang masing-masing kata tersebut berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis
supervisi berarti penglihatan dari atas. Hal tersebut sebagai suatu
penggambaran posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi daripada yang
dibawah.[1]
Sedangkan dilihat dari arti semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang
berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya
dan peningkatan pada mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
Beberapa
pendapat pakar tentang pengertian supervisi antara lain [2]:
1.
Menurut Purwanto (1987) Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
2.
Sedangkan menurut Sutisna (1987),
Supervisi ialah suatu bentuk pelayanan, bantuan provisional, atau bimbingan
bagi guru-guru dan dengan melalui pertumbuhan kemampunan guru hendaknya
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
3.
Menurut Kimball Wiles, (Bafadal . .
. .), Supervisi pendidikan itu adalah serangkaian kegiatan membantu kepala
sekolah mengembangkan kemampuannya mengelolah sekolahnya, atau membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelolah proses belajar mengajar. Dijelaskan bahwa
situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada
keterampilan supervisor sebagai pemimpin.
B. Tujuan Supervisi
Pendidikan
Supervisi yang baik akan menghasilkan pola
kinerja yang baik, jika supervisi dilakukan dengan cara dan metode yang benar
pula, tentu ini menuntut pengetahuan yang benar pula bagi para supervisor dalam
melaksanakan tugasnya.[3]
1.
Tujuan umum supervisi pendidikan
a. Membina orang-orang yang
disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri
b. Membina
orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang dewasa
dan pancasilais.
c. Agar tercapai perbaikan
situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
pada khususnya.
2.
Tujuan khusus supervisi pendidikan
a. .Membantu guru-guru untuk
lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah
dalam usaha mencapai tujuannya.
b. Membantu guru-guru untuk
dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan
murid dan menolong mereka untuk mengatasinya.
c. Memperbesar kesanggupan
guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota
masyrakat yang efektif.
d. Membantu guru-guru untuk
dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak
didiknya.
e. Memperbesar kesadaran
guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan guru dapat mempelajari
bersama catatan-catatan tentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program
yang disusun.
f. Memperbesar ambisi
guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi
(keahlianya).
h.Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
h.Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
g. Membantu untuk lebih
mempopulerkan sekolah kepada masyarkat agar bertambah simpati dan kesedian
masyarakat untuk menyokong sekolah.
h. Memperkenalkan guru-guru
atau karyawan baru kepada situasi sekolah profesinya.
i.
Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar
dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarakat.
C. Fungsi dan Peranan Supervisi
Pendidikan
Fungsi
supervisi pendidikan adalah sebagai layanan atau bantuan kepada guru untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi sebenarnya diarahkan
kepada pembinaan. Artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di
sekolah diberi fasilitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
Menurut Anwar
dan Sagala Supervisor mempunyai fungsi-fungsi utama, antara lain:[4]
a.
Menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi.
b.
Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan kepada guru,
supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvai seluruh
sistem yang ada.
c.
Memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survai
d.
Penilaian
e.
Latihan
f.
Pembinaan atau pengembangan.
Dilihat dari fungsi yang telah ada, tampak
jelas peranan supervisi pendidikan. Peranan supervisi dapat dikemukakan oleh
berbagai pendapat para ahli yang menyimpulkan tetang tugas dan fungsi
supervisor:
a.
Koordinator, sebagai koordinator
supervisor dapat mengkoordinasi program-program belajar mengajar, tugas-tugas
anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru.
b.
Konsultan, sebagai konsultan
supervisor dapat memberikan bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang
dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
c.
Pemimpin kelompok, supervisor dapat
memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat
mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru secara
bersama-sama.
d.
Evaluator, supervisor dapat
membantu guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum
yang sedang dikembangkan.
D. Prinsip-prinsip Supervisi
Pendidikan
Dalam
menerapkan hubungan antar manusia itu tidak ada aturan yang pasti dan
meyakinkan, sebab setiap manusia memiliki pribadi yang unik. Oleh karena itu
kepribadian orang harus selalu dipertimbangkan dalam pengembangan hubungan
kerja. Dengan memperhatikan keunikan itu, maka akan terlihat prinsip umum yang
dipraktekkan sebagai supervisor yang berhasil. Prinsip-prinsip yang dimaksud
adalah:[5]
1. Orang harus memahami
dengan jelas apa yang diharapkan daripadanya. Misalnya ketika seseorang baru
masuk kerja sebaiknya dia diberitahu untuk apa organisasi itu didirikan,
bagaimana kerjanya, apa yang harus dikerjakan, riwayat organisasi, bagaimana
sifat-sifat pekerjaannya, dan lain sebagainya.
2. Orang harus mempunyai
pedoman dalam menjalankan pekerjaannya. Pedoman tersebut meliputi 1) keterangan-keterangan
yang ada sekarang (peraturan yang masih berlaku). Supervisor berkewajiban
memberitahukan perkembangan-perkembangan baru secara keseluruhan kepada kelompoknya.
Jika supervisor tidak memberikan informasi yang benar akan berakibat fatal pada
organisasi. 2) Keterangan teknis dan keterangan khusus yang terbaik dan yang terakhir
yang berhubungan dengan pekerjaannya. 3) Keterangan mengenai teknik-teknik atau
metode-metode seperti cara mendengarkan, cara mengorganisasikan pekerjaan, cara
merencanakan kegiatan dan memimpin rapat. 4) untuk memperbaiki kepribadian
dengan menyadari bahwa setiap manusia punya kelemahan dan kelebihan.
3. Pekerjaan yang baik
hendaknya selalu diakui kebaikan. Cara yang biasa dilakukan antara lain,
memberikan pengakuan kepada orang itu setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik, memberikan hadiah uang tunai, memberikan hadiah kenaikan pangkat, dan
lain sebagainya.
4. Pekerjaan yang jelek
perlu dikritik untuk membangun. Kritik yang dilakukan harus bersifat
konstruktif, bukan menyalahkan akan tetapi berusaha mencari solusi untuk
memperbaiki pekerjaan.
E. Teknik Supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan.
Secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua[6]:
1. Teknik Perseorangan
Yang dimaksud dengan Teknik Perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukakn antara
lain:
a. Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation)
Yang dimaksud dengan
kunjungan kelas ialah sewaktu-waktu yang dilkukakn oleh supervisor
untuk mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat
didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki
b.
Mengadakan kunjungan observasi
(observation visits)
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri
(intranschool visits) atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain
(interschool visits).
c. Membimbing guru-guru
tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang
dialami siswa
d. Membimbing guru-guru
dalam hal-hal yang berhubungan dengan perlaksanaan kurikulum sekolah.
2. Teknik Kelompok
Yang dimaksud dengan teknik-teknik yang bersifat kelompok ialah,
teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain: Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru, Panitia
Penyelenggara, Rapat Guru, Studi Kelompok Antarguru, Diskusi Sebagai Sebuah
Proses, Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of Experience), Lokakarya (Workshop),
Diskusi Panel, Seminar, Simposium, Demonstrasi Mengajar (Demonstrating Teaching),
Perpustakaan Jabatan, Buletin Supervisi, Membaca langsung (Directed Reading),
Mengikuti Kursus, Organisasi Jabatan (Professional Organizations), Labotarium
Kurikulum (Curriculum Laboratory), Perjalanan Sekolah untuk anggota Staf.
BAB III
PENUTUP
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan
situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun
tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam
supervisi adalah bantuan kepada guru.
Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan,
Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan,
Penilaian
(evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative, Perbaikan
(improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada
umumnya dan situasi belajar mengajarnya., Pembinaan → berupa bimbingan
(guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi.
Tujuan akhir
dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan professional guru dan karyawan
sekolah guna menunjang akuntabilitas siswa dalam belajar, sehingga siswa
benar-benar menjadi manusia yang berilmu, berbudi dan kreatif dalam segala hal
sesuai dengan amanah UUD 45.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyansyah, Asrori. Prinsip,
Fungsi, dan Peran Supervisi Pendidikan. http://www.asrori.
com/ 2011/04/prinsip-fungsi-dan-peran-supervisi.html, diakses pada tanggal
24 April 2012 pukul 00.08
Maunah, Binti. 2009. Supervisi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sukses Offset
Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rahmawati, Ruzi. Tujuan
dan Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan. http://ruzirahmawati.
blogspot.com /2012/03/tujuan-dan-ruang-lingkup-supervisi.html, diakses pada
tanggal 23 April 2012 pukul 22.56
Sahertian, Piet. A. 2000. Konsep Dasar
dan Teknik Supervisi
Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
S. Mochtar
Husain dan Andi Nurochman. 2009. Administrasi
dan Supervisi pendidikan.
Thohiron, Dion. Teknik-Teknik
Supervisi Pendidikan. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2269430-teknik-teknik-supervisi-pendidikan/,
diakses pada tanggal 3 April 2012 pukul 20.00
[1]
Subari, Supervisi Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara,1994, hlm 1
[3] Ruzi Rahmawati, Tujuan dan Ruang
Lingkup Supervisi Pendidikan http://ruzirahmawati.blogspot.com
/2012/03/tujuan-dan-ruang-lingkup-supervisi.html, diakses pada
tanggal 23 April 2012 pukul 22.56
[4]
Asrori Ardiyansyah, Prinsip,
Fungsi, dan Peran Supervisi Pendidikan, http://www.asrori.com/
2011/04/prinsip-fungsi-dan-peran-supervisi.html, diakses pada
tanggal 24 April 2012 pukul 00.08
[5]
Binti Maunah, Supervisi
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sukses Offset, 2009, halaman 52
[6] Dion Thohiron, Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan, http://id.shvoong.com/social-sciences/
education/2269430-teknik-teknik-supervisi-pendidikan/, diakses pada
tanggal 3 April 2012 pukul 20.00


Posting Komentar